Dwiardianti's blog

Allah has the most amazing plan for you be patient.

Sabtu, 11 Mei 2013

Ini Pelajaran untuk ku dan calon ibu lainnya, Hati-hati berucap!


Mengumbar emosi BERBAHAYA!

Ini Pelajaran untuk ku dan calon ibu lainnya, Hati-hati berucap!

 

Dalam keseharian ditemukan panggilan julukan kepada orang-orang tertentu, ini fakta bahkan aku sering melihat sendiri rentan sekali terjadi pada anak-anak padahal secara Tidak langsung berkategori kekerasan non fisik.

Si karung, si areng, si tengik, si bolot, dan “si” lainnya yang bersipat negative sementara lama kelamaan membuat si anak akan mengidentifikasikan dirinya seperti itu, akan mengsugestikan dengan karakter itu lalu akhirnya meresap pada konsep diri yang dapat terbawa hinga ia dewasa pft bahaya banget inilah peran kita supaya berhati-hati dalam member julukan kepada anak, adik, atau sanak saudara lainnya.

Hukuman pada anak perlu tapi kiranya perlu di imbangi dan tidak berlebihan, dan hukuman itu bersipat mendidik imbangkan dengan kesalahan yang dibuatnya. Hukuman yang membuat ia berhenti melakukan perbuatan itu JANGAN sampai hukuman itu BENTUK PELAMPIASAN amarah.

Trauma psikologis akibathukamn kepada sia anak bisa sampai usia 40 tahun, membuat sia anak rendah diri atau mempunyai rasa balas dendam, bisa jadi hal positif ia tak ingin memukul anaknya karena gak mau mengulangi kesalahan orang tuanya atau yang berbahaya negatifnya bisa jadi overprotective pada anaknya.

Memang orang tua akan menanamkan kedisiplinan pada anaknya tapi terkadang kedisiplinan itu melenceng menjadi sebuah tekanan, misalnya dalam menentukan pilihan sekolah, seharusnya sebagai orang tua lebih member bimbingan dan arahan bukan memaksakan kehendak, seperti halnya ayah saya yang sangat bijak mengajak ku berunding untuk masalah sekolah :) love my dad ^_^

 

“Perlakuan terhadap anak-anak hendaknya kita utamakan apalagi untuk kita calon ibu, hati-hati karena anak-anak bisa membawa luka jiwa sepanjang hidupnya”

 

 

 

Tidak ada komentar :

Sabtu, 11 Mei 2013

Ini Pelajaran untuk ku dan calon ibu lainnya, Hati-hati berucap!


Mengumbar emosi BERBAHAYA!

Ini Pelajaran untuk ku dan calon ibu lainnya, Hati-hati berucap!

 

Dalam keseharian ditemukan panggilan julukan kepada orang-orang tertentu, ini fakta bahkan aku sering melihat sendiri rentan sekali terjadi pada anak-anak padahal secara Tidak langsung berkategori kekerasan non fisik.

Si karung, si areng, si tengik, si bolot, dan “si” lainnya yang bersipat negative sementara lama kelamaan membuat si anak akan mengidentifikasikan dirinya seperti itu, akan mengsugestikan dengan karakter itu lalu akhirnya meresap pada konsep diri yang dapat terbawa hinga ia dewasa pft bahaya banget inilah peran kita supaya berhati-hati dalam member julukan kepada anak, adik, atau sanak saudara lainnya.

Hukuman pada anak perlu tapi kiranya perlu di imbangi dan tidak berlebihan, dan hukuman itu bersipat mendidik imbangkan dengan kesalahan yang dibuatnya. Hukuman yang membuat ia berhenti melakukan perbuatan itu JANGAN sampai hukuman itu BENTUK PELAMPIASAN amarah.

Trauma psikologis akibathukamn kepada sia anak bisa sampai usia 40 tahun, membuat sia anak rendah diri atau mempunyai rasa balas dendam, bisa jadi hal positif ia tak ingin memukul anaknya karena gak mau mengulangi kesalahan orang tuanya atau yang berbahaya negatifnya bisa jadi overprotective pada anaknya.

Memang orang tua akan menanamkan kedisiplinan pada anaknya tapi terkadang kedisiplinan itu melenceng menjadi sebuah tekanan, misalnya dalam menentukan pilihan sekolah, seharusnya sebagai orang tua lebih member bimbingan dan arahan bukan memaksakan kehendak, seperti halnya ayah saya yang sangat bijak mengajak ku berunding untuk masalah sekolah :) love my dad ^_^

 

“Perlakuan terhadap anak-anak hendaknya kita utamakan apalagi untuk kita calon ibu, hati-hati karena anak-anak bisa membawa luka jiwa sepanjang hidupnya”

 

 

 

0 komentar :

Diberdayakan oleh Blogger.

© Dwiardianti's blog