Misteri
Topeng Perunggu Goa Made, Jombang, Jawa Timur
Saya ini sebenernya agak kurang menyukai pelajaran sejarah mengingat sejarah itu penting saya tertarik untuk menulis sedikit tentang misteri topeng dan kebetulan saya menemukan beberapa artikel dilaptop dan artikel2 tersebut milik adik saya seorang anak IPS lalu saya rangkum hihi ;) Berdasarkan Penelitian arkeologi di
Goa Made mulai dilakukan oleh para arkeolog Indonesia dibantu Anacleto
Spazzapan ahli geometri Italia dalam tahun 2006. Sebenarnya sebelum penggalian
arkeologi tahun 2006 telah banyak ditemukan topeng perunggu oleh penduduk
setempat. Topeng-topeng tersebut bentuknya bermacam-macam, namun sebagaimana
topeng, maka yang digambarkan hanyalah bagian penutup wajah saja. Ada juga yang
wujudnya patung dada jadi digambarkan kepala hingga dadanya (patung torso), dan
terdapat pula topeng yang menggambarkan kepala hingga leher. Ukurannya
bervariasi pada setiap topeng.
beberapa
contoh topeng yang ditemukan dari situs Goa Made (Hettabrezt spa, 2009).
(Ukuran 27 cm, tinggi 25 cm), (Ukuran 18 cm, tinggi 17 cm), (Ukuran 31 x 26,
tinggi 36 cm)
Artefak
perunggu dari Goa Made jumlahnya lebih dari 100 macam benda, umumnya berupa
topeng, namun ada juga artefak lainnya seperti:
- hewan gajah,
- babi hutan yang ditunggangi
manusia,
- tabung silindris dengan
puncak kepala manusia ganda (menghadap ke depan-belakang),
- kelompok wadah seperti: bejana
upacara, kendil, kendil bercucuk, dan lainnya
- figur perempuan yang sedang
menyusui anaknya,
- gajah sedang mengamuk,
belalainya membelit dan menginjak orang-orang, di punggungnya digambarkan
ada pengendaranya yang sedang meniup terompet
- Kereta dikendarai beberapa
orang yang sedang ditarik gajah, dan sebagainya
Dengan
beranekanya temuan benda perunggu yang terdapat di situs Goa Made dan
sekitarnya, menunjukkan bahwa areal situs tersebut di masa silam mempunyai
peranan penting dalam aktivitas manusia. Pembicaraan selanjutnya adalah perihal
topeng perunggu saja, karena topeng seperti itu tidak pernah dikenal dalam
khasanah arkeologi Indonesia, sedangkan mengenai benda-benda lainnya akan
dijelaskan dalam kajian selanjutnya.
Apabila
diperhatikan secara sepintas, maka raut wajah yang digambarkan oleh topeng-
topeng tersebut banyak yang bukan memperlihatkan wajah orang Jawa atau orang
Indonesia pada umumnya. Wajah-wajah topeng umumnya digambarkan dengan: (a) mata
yang salah satu sudutnya (sudut luar) lebih naik dari sudut lainnya yang dekat
dengan pangkal hidung, (b) beberapa topeng jelas digambarkan dengan mata yang
sempit, (c) alis di atas mata juga digambarkan melengkung naik mengikuti mata
yang digambarkan miring, hal itu mirip dengan raut wajah orang-orang Asiatic
Mongoloid.
Oleh
beberapa arkeolog Indonesia situs Goa Made dihubungkan dengan periode
Majapahit, alasan mereka adalah terdapatnya artefak perunggu dan batu yang
dapat diidentifikasikan dari era Majapahit. Artefak-artefak khas Majapahit
itu justru ditemukan dalam penggalian arkeologi tahun 2006 yang lalu.
Penggalian itu dilakukan atas kerja sama antara arkeolog Indonesia dan ahli
dari Italia, hasil penggalian menghasilkan bermacam temuan antara lain topeng
perunggu, fragmen benda-benda perunggu, dan juga pecahan clupak batu (lampu
minyak).
Selain
itu dari temuan lepas yang berasal dari sekitar situs Goa Made pun
mengindikasikan bahwa banyak artefak perunggu justru berasal dari zaman
Majapahit, seperti patung gajah, perempuan menyusui, perempuan dan anak-anaknya
dalam perahu yang dihias bentuk kepala berang-berang, kereta yang ditarik
gajah, dan sebagainya, jelas menunjukkan dari zaman Majapahit. Hal yang menarik
adalah ditemukan arca bhiksu- bhiksu dan dewa-dewa Buddha yang khas bergaya
Cina, dan itu pun dapat dipastikan berasal dari sekitar abad ke-13-14, artinya
sezaman dengan perkembangan Majapahit.
Perkara
yang justru penting dan harus dijelaskan adalah banyaknya temuan artefak yang
berwujud topeng dengan wajah yang umumnya berbeda dengan wajah-wajah orang
Melayu (Malayan-Mongoloid). Penggambaran wajah-wajah yang tidak bercirikan
wajah Melayu terdapat juga pada beberapa artefak batu dan nekara perunggu dari
masa prasejarah dalam zaman megalitik Indonesia, artinya jauh dari masa
perkembangan Majapahit.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar