Dwiardianti's blog

Allah has the most amazing plan for you be patient.

Rabu, 04 Desember 2013

Misteri Topeng Perunggu

Misteri Topeng Perunggu Goa Made, Jombang, Jawa Timur



Saya ini sebenernya agak kurang menyukai pelajaran sejarah mengingat sejarah itu penting saya tertarik untuk menulis sedikit tentang misteri topeng dan kebetulan saya menemukan beberapa artikel dilaptop dan artikel2 tersebut milik adik saya  seorang anak IPS lalu saya rangkum hihi ;) Berdasarkan Penelitian arkeologi di Goa Made mulai dilakukan oleh para arkeolog Indonesia dibantu Anacleto Spazzapan ahli geometri Italia dalam tahun 2006. Sebenarnya sebelum penggalian arkeologi tahun 2006 telah banyak ditemukan topeng perunggu oleh penduduk setempat. Topeng-topeng tersebut bentuknya bermacam-macam, namun sebagaimana topeng, maka yang digambarkan hanyalah bagian penutup wajah saja. Ada juga yang wujudnya patung dada jadi digambarkan kepala hingga dadanya (patung torso), dan terdapat pula topeng yang menggambarkan kepala hingga leher. Ukurannya bervariasi pada setiap topeng.
beberapa contoh topeng yang ditemukan dari situs Goa Made (Hettabrezt spa, 2009). (Ukuran 27 cm, tinggi 25 cm), (Ukuran 18 cm, tinggi 17 cm), (Ukuran 31 x 26, tinggi 36 cm)
Artefak perunggu dari Goa Made jumlahnya lebih dari 100 macam benda, umumnya berupa topeng, namun ada juga artefak lainnya seperti:
  1. hewan gajah,
  2. babi hutan yang ditunggangi manusia,
  3. tabung silindris dengan puncak kepala manusia ganda (menghadap ke depan-belakang),
  4. kelompok wadah seperti: bejana upacara, kendil, kendil bercucuk, dan lainnya
  5. figur perempuan yang sedang menyusui anaknya,
  6. gajah sedang mengamuk, belalainya membelit dan menginjak orang-orang, di punggungnya digambarkan ada pengendaranya yang sedang meniup terompet
  7. Kereta dikendarai beberapa orang yang sedang ditarik gajah, dan sebagainya
Dengan beranekanya temuan benda perunggu yang terdapat di situs Goa Made dan sekitarnya, menunjukkan bahwa areal situs tersebut di masa silam mempunyai peranan penting dalam aktivitas manusia. Pembicaraan selanjutnya adalah perihal topeng perunggu saja, karena topeng seperti itu tidak pernah dikenal dalam khasanah arkeologi Indonesia, sedangkan mengenai benda-benda lainnya akan dijelaskan dalam kajian selanjutnya.
Apabila diperhatikan secara sepintas, maka raut wajah yang digambarkan oleh topeng- topeng tersebut banyak yang bukan memperlihatkan wajah orang Jawa atau orang Indonesia pada umumnya. Wajah-wajah topeng umumnya digambarkan dengan: (a) mata yang salah satu sudutnya (sudut luar) lebih naik dari sudut lainnya yang dekat dengan pangkal hidung, (b) beberapa topeng jelas digambarkan dengan mata yang sempit, (c) alis di atas mata juga digambarkan melengkung naik mengikuti mata yang digambarkan miring, hal itu mirip dengan raut wajah orang-orang Asiatic Mongoloid.
Oleh beberapa arkeolog Indonesia situs Goa Made dihubungkan dengan periode Majapahit, alasan mereka adalah terdapatnya artefak perunggu dan batu yang dapat diidentifikasikan dari era Majapahit. Artefak-artefak khas Majapahit itu justru ditemukan dalam penggalian arkeologi tahun 2006 yang lalu. Penggalian itu dilakukan atas kerja sama antara arkeolog Indonesia dan ahli dari Italia, hasil penggalian menghasilkan bermacam temuan antara lain topeng perunggu, fragmen benda-benda perunggu, dan juga pecahan clupak batu (lampu minyak).
Selain itu dari temuan lepas yang berasal dari sekitar situs Goa Made pun mengindikasikan bahwa banyak artefak perunggu justru berasal dari zaman Majapahit, seperti patung gajah, perempuan menyusui, perempuan dan anak-anaknya dalam perahu yang dihias bentuk kepala berang-berang, kereta yang ditarik gajah, dan sebagainya, jelas menunjukkan dari zaman Majapahit. Hal yang menarik adalah ditemukan arca bhiksu- bhiksu dan dewa-dewa Buddha yang khas bergaya Cina, dan itu pun dapat dipastikan berasal dari sekitar abad ke-13-14, artinya sezaman dengan perkembangan Majapahit.
Perkara yang justru penting dan harus dijelaskan adalah banyaknya temuan artefak yang berwujud topeng dengan wajah yang umumnya berbeda dengan wajah-wajah orang Melayu (Malayan-Mongoloid). Penggambaran wajah-wajah yang tidak bercirikan wajah Melayu terdapat juga pada beberapa artefak batu dan nekara perunggu dari masa prasejarah dalam zaman megalitik Indonesia, artinya jauh dari masa perkembangan Majapahit.













Tidak ada komentar :

Rabu, 04 Desember 2013

Misteri Topeng Perunggu

Misteri Topeng Perunggu Goa Made, Jombang, Jawa Timur



Saya ini sebenernya agak kurang menyukai pelajaran sejarah mengingat sejarah itu penting saya tertarik untuk menulis sedikit tentang misteri topeng dan kebetulan saya menemukan beberapa artikel dilaptop dan artikel2 tersebut milik adik saya  seorang anak IPS lalu saya rangkum hihi ;) Berdasarkan Penelitian arkeologi di Goa Made mulai dilakukan oleh para arkeolog Indonesia dibantu Anacleto Spazzapan ahli geometri Italia dalam tahun 2006. Sebenarnya sebelum penggalian arkeologi tahun 2006 telah banyak ditemukan topeng perunggu oleh penduduk setempat. Topeng-topeng tersebut bentuknya bermacam-macam, namun sebagaimana topeng, maka yang digambarkan hanyalah bagian penutup wajah saja. Ada juga yang wujudnya patung dada jadi digambarkan kepala hingga dadanya (patung torso), dan terdapat pula topeng yang menggambarkan kepala hingga leher. Ukurannya bervariasi pada setiap topeng.
beberapa contoh topeng yang ditemukan dari situs Goa Made (Hettabrezt spa, 2009). (Ukuran 27 cm, tinggi 25 cm), (Ukuran 18 cm, tinggi 17 cm), (Ukuran 31 x 26, tinggi 36 cm)
Artefak perunggu dari Goa Made jumlahnya lebih dari 100 macam benda, umumnya berupa topeng, namun ada juga artefak lainnya seperti:
  1. hewan gajah,
  2. babi hutan yang ditunggangi manusia,
  3. tabung silindris dengan puncak kepala manusia ganda (menghadap ke depan-belakang),
  4. kelompok wadah seperti: bejana upacara, kendil, kendil bercucuk, dan lainnya
  5. figur perempuan yang sedang menyusui anaknya,
  6. gajah sedang mengamuk, belalainya membelit dan menginjak orang-orang, di punggungnya digambarkan ada pengendaranya yang sedang meniup terompet
  7. Kereta dikendarai beberapa orang yang sedang ditarik gajah, dan sebagainya
Dengan beranekanya temuan benda perunggu yang terdapat di situs Goa Made dan sekitarnya, menunjukkan bahwa areal situs tersebut di masa silam mempunyai peranan penting dalam aktivitas manusia. Pembicaraan selanjutnya adalah perihal topeng perunggu saja, karena topeng seperti itu tidak pernah dikenal dalam khasanah arkeologi Indonesia, sedangkan mengenai benda-benda lainnya akan dijelaskan dalam kajian selanjutnya.
Apabila diperhatikan secara sepintas, maka raut wajah yang digambarkan oleh topeng- topeng tersebut banyak yang bukan memperlihatkan wajah orang Jawa atau orang Indonesia pada umumnya. Wajah-wajah topeng umumnya digambarkan dengan: (a) mata yang salah satu sudutnya (sudut luar) lebih naik dari sudut lainnya yang dekat dengan pangkal hidung, (b) beberapa topeng jelas digambarkan dengan mata yang sempit, (c) alis di atas mata juga digambarkan melengkung naik mengikuti mata yang digambarkan miring, hal itu mirip dengan raut wajah orang-orang Asiatic Mongoloid.
Oleh beberapa arkeolog Indonesia situs Goa Made dihubungkan dengan periode Majapahit, alasan mereka adalah terdapatnya artefak perunggu dan batu yang dapat diidentifikasikan dari era Majapahit. Artefak-artefak khas Majapahit itu justru ditemukan dalam penggalian arkeologi tahun 2006 yang lalu. Penggalian itu dilakukan atas kerja sama antara arkeolog Indonesia dan ahli dari Italia, hasil penggalian menghasilkan bermacam temuan antara lain topeng perunggu, fragmen benda-benda perunggu, dan juga pecahan clupak batu (lampu minyak).
Selain itu dari temuan lepas yang berasal dari sekitar situs Goa Made pun mengindikasikan bahwa banyak artefak perunggu justru berasal dari zaman Majapahit, seperti patung gajah, perempuan menyusui, perempuan dan anak-anaknya dalam perahu yang dihias bentuk kepala berang-berang, kereta yang ditarik gajah, dan sebagainya, jelas menunjukkan dari zaman Majapahit. Hal yang menarik adalah ditemukan arca bhiksu- bhiksu dan dewa-dewa Buddha yang khas bergaya Cina, dan itu pun dapat dipastikan berasal dari sekitar abad ke-13-14, artinya sezaman dengan perkembangan Majapahit.
Perkara yang justru penting dan harus dijelaskan adalah banyaknya temuan artefak yang berwujud topeng dengan wajah yang umumnya berbeda dengan wajah-wajah orang Melayu (Malayan-Mongoloid). Penggambaran wajah-wajah yang tidak bercirikan wajah Melayu terdapat juga pada beberapa artefak batu dan nekara perunggu dari masa prasejarah dalam zaman megalitik Indonesia, artinya jauh dari masa perkembangan Majapahit.













0 komentar :

Diberdayakan oleh Blogger.

© Dwiardianti's blog